Konsep Ilhaq Al-Masail Bi Nazhairiha Dan Metode Penerapannya Pada Kasus Kontemporer
DOI:
https://doi.org/10.61433/alnadhair.v2i1.23Keywords:
Ilhaq,, Ilhaq Al-Masail Bi Nazhairiha,, Kasus KontemporerAbstract
Seiring berkembangnya zaman permasalahan aktual pun terjadi yang tentu saja harus dicari solusi tentang status hukumnya. Solusinya adalah merujuk kepada teks-teks kitab turast para ulama terdahulu. Namun, kasus baru yang bermunculan kebanyakan hal-hal yang tidak ada di masa lampau, bahkan tidak pernah terbayang adanya. Dengan demikian, praktek Ilhaq al-Masail bi Nazairiha ini merupakan solusi terbaik. Namun praktek ini menimbulkan tanda tanya bagaimana konsep Ilhaq al-masail bi nazhairiha dan bagaimana metode penerapannya pada kasus kontemporer. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif analisis yaitu menggambarkan konsep dalam kajian ushul fiqih tentang konsep ilhaq al-masail bi nazhairiha dan metode penerapannya pada kasus kontemporer. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah konsep lhaq al-masail bi nazhairiha merupakan upaya menyamakan kasus baru yang belum dibahas dalam al-kutub al-mu’tabarah, dengan kasus lama yang sudah dibahas dalam al-kutub al-mu’tabarah, karena keduanya memiliki sisi persamaan di bawah satu kaidah dari al-qawa’id al-fiqhiyah. Metode ilhaq al-masa’il bi nazhairiha harus memenuhi persyaratan: masalah yang dikaji harus masuk di bawah dhabit, tidak ada pembeda antara mulhaq dengan mulhaq bih, orang yang melakukan ilhaq adalah al-faqih muqallid, yaitu sosok yang memiliki pengetahuan fiqh untuk mengetahui permasalahan-permasalahan fiqhiyah, dan alatnya adalah al-qawaid dan al-dhawabit yang dikeluarkan oleh ashab dari nash imam al-Syafi‘ dan usulnya. Terdapat tiga metode penerapan ilhaq al-masail bi nazhairiha pada kasus kontemporer. Pertama, penerapan ilhaq disertai penyebutan mulhaq bih dan al-qawa’id al-fiqhiyyah. Kedua, Penerapan ilhaq hanya dengan penyebutan al-qawa’id al-Fiqhiyyah tanpa ada penyebutan mulhaq bih. Ketiga, Penerapan ilhaq hanya dengan penyebutan mulhaq bih tanpa ada penyebutan al-qawa’id al-Fiqhiyyah.
Downloads
References
Zakariya al-Anshari, Ghayah Wushul Syarh al-Ushul, Cet. I, (Singapore: al-Haramain)
Syekh Said Ramadhan al-Buthy, Muhadharat fi al-Fiqh al-Muqaran, Cet. III, (Damaskus, Dar el-Fikr: 2020)
Zakariya al-Anshari, al-Ghurar al-Bahiyah fi Syarh al-Bahjah al-Wardiyyah,
Abu Hamid al-Ghazali, al-Mustashfa fi Ilm al-Ushul, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, t.t.)
Ali Ahmad al-Nadwi, al-Qawaid al-Fiqhiyyah, Cet. III, (Damaskus: Dar Al-Qalam, 1994)
Ahmad bin Abdu al-Lathif al-Khatib al-Minagkabawi, al-Nufahat, Cet. 1, (Haramain, 2006)
Jamaluddin Muhammad bin Abdirrahman, Umdah al-Mufti wa al-Mustafti, Jld. I, (Dar al-hawi)
al-Mawardi, al-hawi al-Kabir, Jld. VI, (Beirut: Dar al-Kutub al-al-Islamiyah)
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad, kifayah al-Akhyar, Jld. I, (Maktabah Syamilah)
Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, Jld. VIII
al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazha’ir fi al-Furu’, Cet. I, (Semarang: al-Haramain,2008), Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 1259. Lihat Afuddin Muhadjir, “Implementasi Sistem Pengambilan Hukum Dalam Bahth al-Masa’il NU”, Aula, 82 (November, 1994), 86.
Ya’qub Abdul Wahhab Bahusain, al-Takhri ‘inda al-Fuqaha’ wa al-Ushuliyyin, (ar-Riyadh: Maktabah al-Rusy, 1414 H)
Jamaluddin Muhammad bin Abdirrahman, Umdah al-Mufti wa al-Mustafti, Jld. I, (Dar al-hawi)
al-Mawardi, al-hawi al-Kabir, Jld. VI, (Beirut: Dar al-Kutub al-al-Islamiyah)
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad, kifayah al-Akhyar, Jld. I, (Maktabah Syamilah)
Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, Jld. VIII
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 1259. Lihat Afuddin Muhadjir, “Implementasi Sistem Pengambilan Hukum Dalam Bahth al-Masa’il NU”, Aula, 82 (November, 1994), 86.
Sahal Mahfudh, “Bahth al-Masa’il dan Istinbat} Hukum NU”, dalam Kata Pengantar Ahkam al-Fuqaha‘: Solusi Problematika Aktual Hukum Islam (Surabaya: LTN PWNU Jatim, 2011), h. ix.
Hasil Rumusan Komisi B dalam kegiatan bahts al-masail PWNU Jawa Timur di pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, Mantenan Udawabu Blitar, pada tanggal 24-25 Muharram 1431 H/09-10 Januari 2010 M.
Imam Yahya, "Fiqih Sosial NU dari Tradisional Menuju Kontekstualis," dalam imdadun Rahmad, kritik
Mahfudz Shiddiq, Disekitar soal Ijtihad dan Taqlid, (Surabaya: Pengurus Besar Nahdhatul Ulama)
Hasil Rumusan Komisi B dalam kegiatan bahts al-masail PWNU Jawa Timur di pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, Mantenan Udawabu Blitar, pada tanggal 24-25 Muharram 1431 H/09-10 Januari 2010 M.
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, (online), https://kbbi.kemdikbud.go.id/, diakses pada 26 Oktober 2021
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Al-Nadhair
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.