RESPON FIKIH TERHADAP PANDEMI WABAH PENYAKIT
Analisis Penerapan Konsep Rukhshah Pada Tata-cara Pelaksanaan Sebagian Ibadat Dalam Masa Pandemi COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.61433/alnadhair.v1i01.4Abstract
Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Keputusan itu dikeluarkan oleh WHO ketika virus corona telah menyebar di 118 negara dan menginfeksi lebih dari 121000 orang di Asia, Eropa, Timur Tengah dan Amerika. Seiring dengan keputusan tersebut, WHO juga mengeluarkan panduan mengenai pencegahan COVID-19 yaitu dengan cara memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Di samping itu juga ditetapkan cara penanganan terhadap orang yang telah terinfeksi virus tersebut, mulai dari pengobatan sampai isolasi. Sejak saat itu, masyarakat di berbagai Negara diharuskan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam melakukan aktifitas sehari-hari, mulai dari memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Situasi ini langsung berimbas kepada perubahan tatanan hidup masyarakat di berbagai Negara. Bukan hanya dalam aktifitas biasa, tetapi perubahan tersebut juga menyentuh perkara-perkara yang berhubungan dengan kegiatan spiritual. Di Negara-negara yang penduduknya muslim, imbas dari situasi baru tersebut adalah terjadinya perubahan pada beberapa kegiatan spiritual seperti mentiadakan shalat jumat dan shalat jamaah, menjarangkan shaf shalat berjamaah, memakai masker dalam shalat, berkurangnya kegiatan silaturrahmi, bahkan sampai pada tata-cara men-tajhiz-kan jenazah yang terinfeksi COVID-19. Di Indonesia sendiri, Perubahan ini telah menimbukan sedikit pro-kontra di kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat nampak antusias mengikuti panduan yang disebut protokol kesehatan, sementara sebagian lainnya nampak enggan mengikutinya terutama pada kegiatan ibadat. Keengganan tersebut bisa saja dipicu oleh sikap cuek terhadap suasana yang sedang terjadi, bisa juga didasari oleh semangat yang tinggi dalam beragama yang seakan-akan agama tidak akan pernah mengakomodir situasi yang dialami oleh manusia, sehingga bagaimanapun keadaan yang sedang dihadapi manusia, tata-cara beribadat tetap tidak mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Hal ini dibuktikan dengan timbulnya sebagian reaksi negatif ketika para ulama, baik secara kelembagaan atau personal mengeluarkan fatwa yang seakan-akan melegitimasi terhadap protokol kesehatan yang disampaikan oleh Pemerintah. Padahal bila dikaji lebih jauh dan secara objektif, Islam melalui perangkat ilmu fikihnya telah menyiapkan sedemikan rupa konsep yang mengakomodir situasi sulit yang dihadapi oleh manusia. Salah satu prinsip hukum fikih adalah memberikan kemudahan pengamalan hukum ketika manusia berada di dalam kondisi sulit dengan merubah tata-cara pengamalannya dari bentuk yang biasanya kepada bentuk yang lebih mudah. Prinsip ini dikenal dengan rukhshah. Di saat sebuah daerah sedang terkena wabah penyakit, apalagi wabah itu sudah menyebar secara global hingga disebut sebagai pandemi, fikih tentu saja tidak tinggal diam untuk merespon situasi tersebut. Berdasarkan hal di atas, tulisan ini berusaha untuk meneliti dan melihat lebih jauh apakah situasi saat ini terkait COVID-19 sudah termasuk ke dalam kategori yang layak mendapatkan keringanan hukum atau tidak. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur situasi yang sedang terjadi dengan konsep rukhshah yang telah digagas oleh para ulama.
Downloads
References
‘Abd Allah ibn Sa’id al-Lahji, Idhah al-Qawa’id al-Fiqhiyyah, Cet. III, Kuwait: Dar al-Dhiya`, 2017;
‘Abd al-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, Jld. I, Cet. I, al-Manshura: Dar al-Ghad al-Jadid, 2005;
Ahmad ‘Azwi ‘Inayah, al-Rukhash al-Fiqhiyyah fi Dhaw`i al-Kitab wa al-Sunnah, Cet. I, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003;
Ahmad ibn Muhamad ibn Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Jld. II, Beirut: Dar al-Fikr, tt;
Ahmad ibn Syeikh Muhammad al-Zarqa, Syarh al-Qawa’id al-Fiqhiyyah, Cet. II, Damaskus: Dar al-Qalam, 1938;
Ahmad ‘Isham ‘Abd al-Qadir al-Katib, Muqaddimah Badzl al-Ma’un fi Fadhl al-Tha’un, Riyadh: Dar al-‘Ashimah, tt;
‘Ali al-Syibran Mallasi, Hasyiyah ‘ala Nihayat al-Muhtaj, Jld. II, Beirut: Dar al-Fikr, 2004;
Al-Ghazali, Abi Hamid Muhammad ibn Muhammad, al-Mustashfa min ‘Ilm al-Ushul, Jld. I, Beirut: Dar Ihya` al-Turats al-‘Arabi, tt;
Al-Isnawi, Jamal al-Din ‘Abd al-Rahim, Nihayat al-Sul Syarh Minhaj al-Wushul fi ‘Ilm al-Ushul, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1999;
Al-Nawawi, Abi Zakariyya Yahya ibn Syarf, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Tahqiq: Muhammad Najib al-Muthi’i, Jld. III, Cet. I, Beirut: Dar Ihya` al-Turats al-‘Arabi, 2001;
_______Syarh Shahih Muslim, Jld. VI, Cet. IV, Kairo: Dar al-Hadits, 2001;
Al-Qulyubi, Syihab al-Din, Hasyiyah al-Qulyubi ‘ala Syarh al-Minhaj, Jld. I, Cet. I, Kairo: Dar Ihya` al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1922;
Al-Sayyid al-Bakr ibn al-Sayyid Muhammad Syatha al-Dimyathi, Hasyiyah I’anat al-Thalibin ‘ala Fath al-Mu’in, Jld. II, Beirut: dar al-Fikr, 2005;
Al-Suyuti, Jalal al-Din, al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir wa al-Nadzir, Jld. I, Cet. I, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2002;
_______Syarh Sunan al- Nasa`i, Jld. I, Cet. I, Kairo: Syirkah al-Quds, 2012;
Al-Syarwani, ‘Abd al-Hamid, Hasyiyah ‘ala Tuhfat al-Muhtaj bi Syarh al-Minhaj, Jld. III, Beirut: Dar al-Fikr, tt;
https://www.alodokter.com/virus-corona;
https://id.wikipedia.org/wiki/Wabah;
https//kompas.com;
https//muslim.or.id;
https://ngovee.com/penyakit/mengenal-bahaya-coronavirus-gejala-dan-pencegahannya/;
https://ngovee.com/penyakit/mengenal-bahaya-coronavirus-gejala-dan-pencegahannya/;
Ibn ‘Abd al-Salam, Abi Muhammad ‘Izz al-Din, Qawa’id al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, Jld. II, Cet. I, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1999;
Ibn al-Manzhur, Lisan al-Arab, Jld. V, Beirut: Dar Ihya` al-Turats al-‘Arabi, tt;
Ibn al-Subki, Taj al-Din ‘Abd al-Wahhab, Jam’u al-Jawami’, Jld. I, Semarang: Toha Putera, tt;
Ibn Hajar al-‘Asqalani, Ahmad ibn Ali, Badzl al-Ma’un fi Fadhl al-Tha’un, Tahqiq: Ahmad ‘Isham ‘Abd al-Qadir al-Katib, Riyadh: Dar al-‘Ashimah, tt;
_______Bulugh al-Maram min Adillah al-Ahkam, Cet. I, Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 2002;
_______Fath al-Barri bi Syarh Shahih al-Bukhari, Jld. I, Kairo: Dar al-Hadits, 1998;
Ibn Hajar al-Haytami, Syihab al-Din Ahmad, al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyyah, Jld. I, Beirut: Dar al-Fikr, tt;
_______Tuhfat al-Muhtaj bi Syarh al-Minhaj, Jld. III, Beirut: Dar al-Fikr, tt;
Ibn Qayyim al-Jawziyyah, Syams al-Din Abi ‘Abd Allah Muhammad ibn Abi Bakr, Zad al-Ma’ad fi Hadyi Khair al-‘Ibad, Cet. I, Beirut: Mu`assasah al-Risalah, 2009;
Muhammad ‘Ali Husain, Tahdzib al-Furuq wa al-Qawa’id al-Saniyyah fi al-Asrar al-Fiqhiyyah, Jld. I, Beirut: Dar al-Ma’rifah, tt;
Muhammad al-Khathib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Alfaz al-Minhaj, Jld. I, Beirut: Dar al-Fikr, tt;
Muhammad al-Ramli, Syams al-Din, Nihayat al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, Jld. II, Beirut: Dar al-Fikr, 2004;
Muhammad Bakr Ismail, al-Qawa’id al-Fiqhiyyah Bayna al-Ashalat wa al-Taujih, Ttp: Dar al-Manan, 1996;
Muhammad ibn ‘Ali al-Syafi’i al-Syanwani, Hasyiyah ‘ala Mukhtashar Ibn Abi Jamrah li al-Bukhari, Semarang: Toha Putera, tt;
Muhammad Idris ‘Abd al-Ra`uf al-Marbawi, Qamus Idris al-Marbawi, Jld. I, Cet. V, Ttp: Dar Ihya` al-Kutub al-‘Arabiyyah Indunisiyya, tt;
Muhammad Yasin ibn ‘Isa al-Fadani, al-Fawa`id al-Janiyyah, Jld. I, Ttp: Dar al-Rasyid, tt;
Nashr Farid Muhammad Washil dan Abdul Aziz Azzam, Qawa’id Fiqhiyyah, Terj: Wahyu Setiawan, Judul Asli: al-Madkhal fi al-Qawa’id al-Fiqhiyyah wa Atsruha fi al-Akam al-Syar’iyyah, Cet. II, Jakarta: Amzah, 2009;
Wahbah al-Zuhayli, Ushul Fiqh al-Islami, Jld. I, Cet. III, Ed. XIV, Damaskus: Dar al-Fikr, 2006;
Zain al-Din ibn ‘Abd al-‘Aziz al-Malibari, Fath al-Mu’in Syarh Qurrat al-‘Ain, Jld. II, Beirut: Dar al-Fikr, 2005.
Downloads
Published
Versions
- 04/09/2022 (3)
- 04/09/2022 (2)
- 04/09/2022 (1)
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Jurnal Al-Nadhair
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.